Sabtu, 02 Juni 2012

25 april-25 mei ( part 1 )




Entah kenapa akhir2 ini aku ngerasa kangen dengan semua tentang bulan april-mei.
Bulan road to snmptn ,dimana selama 30 hari aku berjuang bersama temen2 yang luar biasa.berjuang menembus ujian untuk masuk perguruan tinggi negeri .

Semua itu berawal dari penawaran kakak2 sintesa.
Saat itu ada mas dharma, mas Hendra dan kawan2 yang mempromosikan sebuah bimbingan belajar bernama Nurul Fikri.
Awalnya aku tak begitu yakin dengan kredibilitas bimbel itu. Alasan pertama aku meragukannya, aku sudah ikut di neutron sejak dahulu kala, dari kelas 4 sd ampe 3 sma, dan aku merasa sangat nyaman di neutron. dan yang kedua, jika aku memutuskan untuk ikut NF, aku harus meninggalkan tegal selama kurang lebih 30 hari untuk ikut bimbingan di depok itu. Mninggalkan teman-teman, meninggalkan orang-orang yang disayang, dan tentunya pengalaman pertama kalinya si anak mami ini ngekos.

Karena bimbang tingkat banjaran, aku pun berkonsultasi dgn bapa ibu mengenai hal ini. Mereka sebenarnya sudah setuju, asal ada temanku yang ikut juga, jadi aku tak sendirian. aku masih ingat ibuku berbisik pada bapak "itung-itung cari pengalaman". Tumben banget bapakku yg over protective mengizinkanku untuk hal-hal yang menuntut kemandirian.
Dan aku semakin galau.
Untuk sedikit membuktikan kredibiltas dan kualitas NF, aku pun lanjut konsultasi dgn kakak2 kelas yang sudah cukup berpengalaman. ada yang ku sms, ngobrol di jejaring sosial, ada yang sampai kutelpon langsung.

"bagus kok dek, cabangnya udah banyak. Ga diragukan, tenang aja" ujar kakak kelas
"Hmm, kalo yang udah keterima disana sih mba kurang tau, tp kata tmen2 mba bagus kok bimbelnya" ujar yg lain
"kamu ikut yang pusat aja tas, disana kualitas pengajarnya oke. tp kalo pgn yg byk kakak2 tegal ya yg di depok"
"Udah, ikut aja" ada pula yang to the point seperti ini.

Deadline untuk pendaftaran semakin dekat.

Temanku, salah satunya zeti pun sudah berkali-kali bertanya 
"jadi ikut ga tas? anak2 cewe uda banyak yang ikut kok"

Setelah selesai berkonsultasi, aku pun memutuskan untuk mengajak teman-teman karibku untuk bergabung. Salah satunya Yudi, si kelinci dari balamoa. Di tengah2 kesibukan sekolah, aku mengajak yudi mengobrol di depan kelas.
"weh ling, nyong pan nawari sesuatu keh" aku pun langsung tancap gas.
"apa bol?"
"bla bla bla bla" . Percakapan itu semakin intens, dan yudi pun tertarik.
"pimen yah, ngko wis nyong mikir2 ndisit" yudi blm brani ambil keputusan.
"dong sida ngesuk kabari yah"


Deadline tinggal satu hari. Yudi setuju untuk ikut, dan aku mendapati kabar ada 3 anak cowok lagi yang ikut. dan ternyata mereka adalah 1 anak ipa yaitu bangsat ( bang satio) serta 2 anak ips yaitu bangsem (fachrie) dan faris.
Smansa tercinta..harus berpisah

Merasa amunisi sudah cukup, aku pun segera mendaftarkan aku dan yudi. pertengahan April itu aku tidak berangkat pake travel seperti anak2 cewek dan tidak berangkat bareng satio dan faris. aku menyusul naik kereta bareng bapakku dan yudi.


dan jreng jreng jreng...perjuangan pun dimulai.


        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar