Kamis, 20 Juni 2013

Bernyanyi sambil merenung

Hhooam. Entah kenapa lagi pengen nulis sesuatu aja.
Ini sudah pukul 00.40 dan saya baru saja pulang ke kosan. Habis nonton film bareng ama anak-anak Osipital (Organisasi Pencinta Alam gitu). Kampret Kampret Astaghfirullah filmnya serem sih, tentang film dokumenter gitu di sekitar gunung merapi (katanya sih kisah nyata) , mana kosan sepi hooam.

Yak, sebelum nonton bareng osi tadi, saya baru saja kelar latihan nasyid, bareng riqi (temen satu angkatan), mas hafid (kakak kelas) ama si fuad (adek kelas). Kami latian buat tampil besok di lomba nasyid. Yang ngadain si anak2 keperawatan.Oh ya, kami menamakan diri kami MIZAN (Singkatan awalnya sih.. Mumtaz rIqI hafid riZa dalam alunan nada). Kami maen akustikan aja. Yaa awalnya bertiga, si fuad tu additional gitu. Soalnya kalo mas hafid nggitar gada yang ngeBASSin berasa ada yang kurang gitu.

Alhamdulillah sih kami baru kebentuk sekitar 2 bulan dan udah diundang 3x di acara luar maupun dalem kampus. Kalo besok maen lagi lomba di keperawatan plus maen di acaranya anak Kesma Bem kampus, yaa bisa dibilang kami dah maen 5x lah.
Yang mbuat ane betah berlama-lama di ruang band nyanyi ama cari-cari nada adalah kebebasan, kenyamanan dan kebermanfaatan ketika bermusik bareng riqi dan mas hafid plus fuad. Entah karena kecocokan kami atau entah karena faktor x lain, dalam waktu 2 bulan kami udah bisa nyiptain 5 lagu, dimana  salah satu lagunya baru aja kami ciptain tadi pas iseng-iseng cari nada. Rencana sih gamau kita bawain pas lomba besok, soalnya belum mateng aja.
Dari semua lagu yang kami bikin, ini liriknya paling mudah dihafal. Soalnya..
Soalnya gitu drh, serasa curhat colongan haha.

Begini liriknya kira-kira ..

Jutaan Detik Telah Kunanti
Ribuan Tasbih Mencoba Menata Hati
Menghitung Hari
Dalam Sujud Sepi, Ku Menyimpan Harap

Ku Sebutkan Nama, Panjatkan dalam Doa
Sempurnakan Separuh Agama

Dan Atas Nama Dia
Sang Maha Cinta
Kupanjatkan Puji Syukur Kepada NYA
Telah Pertemukan Kita
Diatas Dunia
Hingga Nanti Surga

Sampai Aku Kini
Mengucap Janji Suci
Dengan Saksi Ilahi
Semoga Selamanya Abadi

Hoaaam galau, udah ah besok (lebih tepatnya ntar pagi) jam 8 mau ada kuliah. Anak pintar gaboleh bolos dadadah.

Allahumma Al Himni Rusydi Wa a khidzni Min Syarri Nafsi .. Ya Allah limpakahlah kepadaku kecerdasan dan lindungilah kami dari kejahatan nafsuku
Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amuut


Jumat, 14 Juni 2013

3 kata : Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah

Ya, memang hanya kata itu yang pantas saya ucapkan untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya menjalani bulan bulan ini.
Begitu banyak cobaan, begitu banyak intrik dan drama duniawi, begitu banyak kejutan-kejutan tak terdeteksi, yang entah mengapa membuat hari-hari kemarin begitu berarti.

Pertama, mengenai akademik.
Mungkin bukan rahasia lagi kalau sebagian besar fakultas kedokteran di indonesia, bahkan di dunia menggunakan kurikulum dengan sistem blok. Begitu pula dengan kampusku. Ilmu yang dipelajari dipilah pilah menurut bidang ilmu yang berbeda pada tiap blok. Dengan topik yang berbeda-beda tiap blok, diharapkan mahasiswa dapat lebih terfokus dalam pemahaman materi.
Nah.. itu tadi sedikit mukaddimahnya .
Intinya saya ingin bercerita jika saya dan teman-teman sejawat sedang menjalani blok yang cukup berat dengan materi yang cukup berat di kampus saya, yaitu digestive. Dengar namanya pasti kita langsung mengerti bahwa topik yang dibahas berkaitan dengan sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Kami mempelajari mulai dari hal-hal dasar seperti anatomi tubuh manusia, fisiologi dasar pencernaan manusia, biokimiawinya, mengenal struktur-struktur mikroskopis, sampai belajar penyakit dan pengobatan-pengobatannya. Entah kenapa, di blok ini begitu banyak pelajaran. Mungkin saya akan sedikit bercerita.

Padatnya jadwal akademik dan beratnya materi mengajarkan kepada kita untuk bisa lebih memperhatikan manajemen waktu serta manajemen stress. Begitu banyak konflik dengan teman sekelas maupun kakak tingkat mengajarkan kita untuk bisa lebih memerhatikan manajemen konflik. Banyaknya kegiatan organisasi mengajarkan kita agar lebih berjiwa sosial dan bisa mengatur diri sendiri serta bekerjasama dengan banyak orang. dan yang paling berkesan di blok ini adalah,., ketika fakta ada beberapa temanmu yang tak boleh ikut ujian dikarenakan bolos skillab, lupa absen padahal anda hadir, terlambat hadir sekian menit dan kau dianggap tidak hadir. Pengalaman yang barusan saya tuliskan mengajarkan kita bahwa.. bagaimanapun, semakin dewasa kita semakin besar pula beban yang harus kita pikul, serta suatu hal : menganggap remeh terhadap sesuatu hal adalah pemikiran yang harus dibuang jauh-jauh.

Kedua, mengenai pencapaian pribadi.
Alhamdulillah, di semester 4 ini, saya diberikan kesempatan oleh yang maha pemberi rizki untuk menjadi asisten lab farmakologi di kampus saya. Farmakologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari mengenai obat-obatan. Karena saya tertarik, maka beberapa bulan yang lalu saya mendaftar untuk menjadi asisten. Setelah melewati berbagai macam tahapan (seleksi berkas, tes tulis, micro teaching, osce, wawancara) akhirnya saya termasuk orang yang beruntung dipercaya menjadi asisten.
Setelah melalui tahap-tahap inisiasi awal dengan kakak-kakak tingkat, akhirnya kami dipercaya untuk melakukan asistensi pertama bagi adik-adik kami semester 2. Dengan pengalaman yang minim, akhirnya kami mengalami yang namanya proses sharing ilmu dimana kami berperan sebagai poros ilmunya.
Entah kenapa, mendampingi adik-adik kami praktikum itu merupakan pengalaman yang begitu menyenangkan, bagaimana kami melihat tampang-tampang polos adik-adik kami saat mengambil beberapa buah lele-lele kecil yang dimasukkan ke beaker glass sebagai hewan coba, bagaimana kami begitu panik ketika laptop untuk presentasi belum ada ketika praktikum akan dimulai 5 menit lagi, dan bagaimana malunya ketika nilai ujian farmako saya yang cukup buruk terpampang di papan pengumuman di depan lab. Men, saya asisten men, asisten , *tutup muka.

Ketiga, mengenai rasa.
Haha.
Entah mengapa, seperti biasa, rasanya aku mulai sedikit terpeleset dengan serbuk-serbuk perasaan.
Selama ini, dia tak begitu dekat. tapi entah mengapa, dalam banyak hal, dia sangat cocok untuk dijadikan salah satu komponen supportive dalam hidup saya kelak. Tapi, saya sadar bahwa pikiran-pikiran tadi belum cocok untuk dipikirkan oleh sosok yang jauh dari kata siap seperti saya. Yaa cukup beraksi dalam diam sajalah, itu sudah cukup. Sisanya, banyak lakukan perubahan pada diri dan berdoa agar diberikan yang terbaik di waktu nanti.Maka kebaikan akan  mengikuti sebagai takdirmu kelak.
Tapi tak apa, toh saya sudah dewasa. Itu saya anggap sebagai cobaan sekaligus anugerah yang tuhan berikan pada diri saya, yang mana membuktikan bahwa saya bukan makhluk kaku yang hanya punya akal pikiran dan nafsu saja. Saya juga manusia yang punya kebijaksanaan tersendiri dalam mengelola perasaan.
Alhamdulillah

Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah. Entah begaimana saya harus membalas sabda tuhan saya di surah ar-rahman "maka nikmat tuhanmulah yang kamu dustakan?". Mungkin.. nikmat yang tuhan berikan mulai saya dikandungan sampai sekarang saya bernafas, terutama berkaitan dengan kejadian-kejadian akhir-akhir ini, hanya bisa saya bayar dengan tiga kata tadi.