Kamis, 22 November 2012

Sekedar berkeluh kesah


Astaghfirullah hal adzim

Ingin rasanya menumpahkan segala beban di hati dan pikiran. Ingin rasanya lepas dari semua urusan dan amanahyang serasa bertubi tubi dilimpahkan ke jiwa ini.

Ya, di blok dermatomusculosceletal ini, aku benar benar merasakan bagaimana lelahnya hidup sebagai mahasiswa. Aku merasa cobaan ini begitu berat, seakan aku tak dapat melewatinya. Bayangkan saja, aku harus melewati sesi kuliah,praktikum, dan segala hal non akademik yang bisa membuatku berangkat ke kampus pukul 06.30 dan baru pulang ke kos pukul 01.00 malam.

Untuk hal non akademik, aku merasa semua beban yang kutempu sudah tidak sehat lagi. Dalam waktu 3 minggu berturut-turut, aku harus mengikuti 3 kepanitiaan besar yang mengorbankan waktu,tenaga dan uang tentunya. Sempat jatuh sakit, aku merasa beban amanah ini seharusnya dapat dibagi dengan memberdayakan SDM yang lain. Tapi, ini tetap harus kulewati dengan ikhlas.

Bukan bermaksud mengeluh, hanya sekedar merefleksi dan mengoreksi hal hal yang tidak pada tempatnya. Pertama, aku merasa jadwal kedokteran di kampusku sudah terlewat batas. Di kampusku, jadwal akademik kesemuanya serba dibuat cepat, menumpuk dalam waktu yang singkat, terkesan instan dan dipaksakan. Hasilnya? pengetahuan2 dasar dari mahasiswa menjadi lemah, tumpul, tidak kuat. Itu karena sistem yang menuntut kami untuk bisa siap "instan" dalam segala sesuatu. Mungkin ini disebabkan jadwal jurusanku mengikuti jadwal kampus pusat.
Bukan bermaksud mengekslusifkan diri, tapi kurikulum kami yang luarbiasa padat tidak memungkinkan untuk mengikuti jadwal kampus pusat. Jangankan untuk membaca referensi referensi atau buku yang teranyar, untuk sekedar bernafas dan beristirahat pun hanya hitungan beberapa jam. Dengan keadaan seperti ini mau mencetak dokter yang mantap? berwawasan pun tidak.

Yang kedua masalah organisasi. Kegiatan kuliah yang sudah super padat ditambah lagi dengan kegiatan non akademik berupa organisasi. Dengan ikut BEM di kampus, aku bisa menghancurkan waktuku yang seharusnya kubuat belajar atau refreshing dengan hanya sekedar rapat rapat dan rapat. Sebenarnya aku pun sangat mengetahui bahwa tanpa organisasi hidupku sebagai mahasiswa akan sangat hampa. Bagaikan teh manis, seharusnya komponen gula tetap ada sebagai pemanis, tetapi dalam kadar yang sedikit. Tapi, jika terlalu manis, tentunya tidak ideal. dan begitulah yang aku rasakan.Ini bisa akibat dari sedikitnya SDM berkualitas yang dipercaya sebagai organisator peramai kegiatan kegiatan di kampus.
Aku sekarang baru merasa betapa pentingnya kaderisasi untuk organisasi dalam kampusku. Bagaimanapun, orang orang yang berkualitas harus dicetak dalam jumlah yang banyak. Amanah harus tetap terbagi. Kuantitas kualitas sama pentingnya.

Begitulah refleksiku sore ini. Semoga keluhan ini bukan hanya sekedar keluhan, tapi dapat sebagai ajang perbaikan bagi diriku dan kampusku tercinta. Hhhooam.


Minggu, 11 November 2012

Diabetes


Sebelah mataku yang mampu melihat
Bercak adalah sebuah warna warna mempesona
Membaur dengan suara dibawanya kegetiran

Sebelah mataku yang mempelajari
Gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku
Terbentuk dari sel akut
Dan diabetes adalah sebuah proses yang alami

Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
Gelap adalah teman setia dari waktu waktu yang hilang

..............................................

Retinopati, nephropati, neuropati, gangren ..
Melalui diabetes dan komplikasinya, tuhan mengajarkan kita supaya tifdak berlebihan dalam segala sesuatu. Termasuk urusan perut.

#Selamat hari diabetes dunia 14 november 2012

Sabtu, 10 November 2012

Maaf

Maaf jika aku terlalu sok perhatian
Maaf jika smsku seringkali mengganggumu
Maaf jika candaanku seringkali mengusikmu. Membuatmu tak nyaman
Maaf jika memberi harapan palsu
Maaf jika aku terlalu mendekat selama ini
Maaf jika aku suka meracau dan mengutuk di dalam hati ketika kau pulang bersama sahabat priamu

Maaf..

Terima kasih.. atas perhatian yang kau balas dengan perhatian pula
Terima kasih,, Kamu selalu balas pesan singkatku
Terima kasih.,.Kamu ga pernah benar benar marah sama aku
Terima kasih ..Sudah memberi banyak kepercayaan buatku
Terima kasih,, Tidak menolakku ada di kehidupanmu lebih dekat. Padahal mungkin kau tak sedikitpun menyukaiku

Terima kasih..

Maaf. Bukannya aku tak mau mengenalmu lebih dekat
Lagipula, ..aku pun tak yakin kau mau meresponnya
Menciptakan hubungan yang jauh lebih spesial ?
Bukan,, bukan aku tak mau

Karena,...
Aku nyaman seperti ini
Menjadi temanmu, tertawa bersama, ,,
Tanpa adanya beban, tanpa saling mengikat
Tanpa harus saling cemburu satu sama lain
Aku nyaman seperti ini

Aku takut ketika aku mencoba menciptakan sesuatu tersebut, malam ini..
Suatu ketika hubungan yang indah ini akan luntur, bahkan hancur

Anggaplah aku ini orang biasa saja, seperti teman temanmu..

Karena belum saatnya..

Miss




Sabtu, 03 November 2012

Tentang Pengmas - Ririn


Hoooam. Kalau berbicara soal wanita, saya sebenarnya suka menceritakan kejelekan-kejelekannya. Kenapa? Karena kalau bicara baiknya mulu ntar saya terlena. Kesannya gombal gimanaa gitu. Tapi ya sudahlah, karna pada dasarnya disini saya bertujuan menuliskan keistimewaan dari anggota-anggota pengmas, terpaksa ane tuliskan yang mantep-mantep dah.

 Ririn
Nama lengkapnya Sendyka Rinduwastuty. Anaknya langsing 160cm.an, berkacamata, kulitnya eksotis sawo matang, rambutnya panjang tergerai, punggungnya bolong, kalo jalan ga napak, eh ga ding. Pokoknya gitu dah secara fisik. Gambaran anak muda tahun 60an.

Kalau ente-ente pengen ketemu cewek blesteran timor leste ama indonesia, ga perlu nunggu lama-lama anaknya KD ama Raul Lemos lahir (eh udah lama ya). Karena, we’ve just found her! Yak. Ririn ini bisa dibilang blesteran dili-pekalongan. Yaa ga juga sih, katanya sih Cuma numpang lahir. Tapi gitu dah. Paling ga bisa buat pamer kan, “eeh kamu tau ga? Aku blesteran lho. Kemaren baru aja dinaturalisasi” (berasa pemain bola ya).  Tapi ya kekurangannya, biasanya kan kalo orang blesteran tu Jerman-indonesia, Belanda-indonesia, pokoknya yang europe gitu deh. Lha ini, blesteran timor leste-indonesia hahahahaha.

Ah sudahlah menghinanya, ntar marah dia. Jadi, pada kesempatan yang berbahagia ini, jamaah jamiatku sekalian, saya akan membahas sisi gelap dari mba ririn. Eh ga ding, pokoknya sisi menarik lah. Walaupun banyak hal-hal yang bisa saya hina dari dia, ternyata saya menemukan sesuatu yang pantas diteladani dari cewek manis (hooeeek) ini.  Ririn tergolong orang yang mau dan suka bekerja keras. Dia sangat ulet dalam bekerja. Pernah saya memergokinya online di jejaring sosial tengah-tengah malam, bahkan dini hari dalam keadaan mengerjakan tugas. Bahkan saking kerasnya etos kerja mba ririn ini, saya pernah mendapatinya belum makan dari pagi, di jam-jam istirahat,tengah malam. Katanya “kalo kerjaan belum kelar aku ga bisa maem”. Hmm, memang sih kadangkala rudapaksa bagi tubuh itu perlu, tapi aku kadang kasihan ama si neng ni, bisa-bisa rusak ntar tubuhnya dengan pola hidup tidur malam dan jarang makan ini. Aduh, jadi keliatan perhatian banget ya saya :S.
Oh ya, dia sering kali bilang "aku tu pengen kurus". Dan akupun berpikir, "emang kurusnya kamu tu seberapa to? " Ini aja udah kaya kumpulan tulang disusun plus kulit sama kentut aja. haha.

Paling ga saya sedikit mengerti bahwa kadangkala hidup ini butuh pengorbanan, butuh kerja keras akan apa yang kita akan capai. Mungkin ririn menikmati kerja kerasnya dalam menggapai mimpinya sebagai dokter yang baik.Yaa tiap orang punya pilihan hidup. Ririn dengan pola hidup kerja kerasnya, Ageng dengan santai-tapi kelarnya, saya dengan ke random-annya. Yang terpenting adalah kita siap dengan segala konsekuensi atas pilihan-pilihan hidup kita. Toh kita sudah dewasa. Menurut KUHP pasal bla bla bla jg berkata demikian hahaha. Hmm,....



Life is a choice, so lets choose the best choice. Begitulah esensi hidup.

Jumat, 02 November 2012

Dokter? ah..


Ini tentang cita cita.
Ketika kecil dulu, aku mudah sekali tertarik pada sesuatu lalu mengagumi bahkan kadang ingin menjadi sesuatu itu.
      Saat TK dan SD ketika ditanya "Kalo gede mau jadi apa?" dengan lantang kujawab "tentara!!"
Aku dulu menganggap bahwa tentara adalah pekerjaan paling keren sedunia. Berbadan tegap, sigap, bersenjata, dan siap menumpas kejahatan. Tapi, lama kelamaan sirnalah cita citaku itu, begitu aku sangat trauma dengan demo 1998 dan kejadian perang timur tengah yang aku lihat di televisi. Darah dimana dimana,  senjata..ah begitu kejam dan brutal. aku tak mau jadi tentara.
       Saat beranjak SMP lalu SMA, pikiranku mulai berubah. Ketika ditanya "cita citamu apa?" dengan mantap kujawab "dokter !!" . Dokter, ah..pikiranku langsung menerawang. Menurutku yang saat itu masih sangat polos, dokter merupakan pekerjaan paling indah dan mulia yang paling ada, bergengsi pula. Aku berfikiran, ketika menyandang gelar dokter, kita adalah orang yang disorot, berkedudukan, mantu idaman, intelek yang sangat dihargai, hidup begitu mudah dan nyaman, pokoknya perfect lah. Mengetahui orangtuaku pun tak keberatan dengan cita citaku ini, maka tak ragu aku menyatakan bahwa aku ingin jadi dokter suatu saat.

Singkat cerita, aku pun tembus tes masuk perguruan tinggi dan masuk jurusan yang aku impikan tadi, kedokteran. Suka cita dan euforia menyelimutiku di awal awal masuk kuliah, merasa sebagai mahasiswa paling oke sedunia..hah. Aku saat itu selalu bangga dengan titelku sebagai mahasiswa kedokteran. Merasa pintar, merasa paling hebat. Dan waktu terus berjalan.

Kini aku telah masuk semester 3. Ketika aku mulai menyelam ke dalam blok blok klinis, aku mulai menyadari satu hal. Aku itu hanyalah "seonggok" manusia yang luarbiasa bodohnya. Kata kata dan pikiranku dahulu tentang dokter dan kedokteran yang super itu tampaknya harus kubuang jauh jauh ke tong sampah. Menjadi mahasiswa di fakultas kedokteran ternyata tak semudah yang kubayangkan. Hasil yang dirasakan secara keilmuan pun ternyata sangat bergantung pada diriku sendiri. Aku yang sok pintar dan jumawa ini ternyata masih sangat jauh dari kata pandai. Di kampus, aku termasuk orang yang susah payah hanya untuk mendapatkan nilai B. Mungkin karena aku beranggapan bahwa aku paling pintar dan hebat. Mungkin juga karena kurang bersyukur dan rendah hati. Wawasan dan keilmuanku bisa dikatakan masih sangat cetek dibandingkan orang orang pintar nun jauh disana, atau bagaikan sebuah atom dibandingkan lautan ilmu Tuhan yang maha dahsyat.

Masih segar di pikiranku ketika aku ditanya oleh salah satu tetangga kos. Dia anak smk di bidang keperawatan.
"Mas, kalau penyakit ini obatnya gimana ya ?"
"Kalau penulisan status gizi bener gini ga mas?"
Dan aku hanya bisa tersenyum dan berkata "aduh maaf saya kurang tahu mba"
...

Ah, aku baru menyadari kalau aku ini sombong sekali. Menganggap semua yang kuraih adalah yang terbaik, dan pantas dihormati oleh orang lain. Padahal? belum apa apa.

Berkaitan dengan kuliah, sempat aku berfikir betapa kerasnya kuliah di jurusanku ini. Jangankan untuk bersantai atau liburan, menyempatkan untuk membaca literatur2 lain selain dari modul dan bahan kuliah pun susah. Ahh sibuknya..beginilah jadi mahasiswa kedokteran, inilah konsekuensi atas pilihan hidupku sendiri. Begitu pun ketika sudah disumpah nanti, kehidupan jadi dokter pun pasti jauh lebih berat. Kita dituntut untuk perfect dalam melayani masyarakat. Karena pada hakekatnya, saya ini nantinya bukanlah siapa siapa, hanyalah "pelayan masyarakat".
Dalam hati aku berfikir, masa mau melayani masyarakat dengan sekedarnya? dengan bekal yang seadanya? Bukankah ini cita citamu dari kecil bung??? Cita cita bung..
Hmm tidak mungkin.

Aku harus bekerja lebih keras lagi, dan harus makin merunduk . Makin merunduk seperti padi,.

Semoga teman teman sejawatku sepahaman denganku,

We are already at the age where we can't just sit and dream. We're at the age where we have to face up to our dreams properly.


Rabu, 05 September 2012

LEGA CALCIO



Aku merindukan masa masa itu. Dikala liga italia dikenal sebagai liga terkeras,terketat sedunia. Juventus, Intermilan,AS Roma, Ac Milan, Lazio adalah tim tim italy yang cukup disegani pada waktu itu. Persaingan antar mereka amat ketat dan seru. Bintang bintang macam gabriel batistuta, ronaldo, christian vieri,edgar davids,david trezeguet,dario hubner dan masih banyak lagi, pernah meramaikan liga ini. Tapi semenjak kejadian calciopoli juventus dkk, hancurlah reputasi serie a. Bintang bintang mulai bepergian. Kepercayaan pemain pada klub dan FIGC menurun drastis. Diperparah dengan krisis keuangan klub-klub italy. ah. Sekarang mungkin liga italy jauh tidak lebih menarik dari liga spanyol, loga inggris bahkan liga jerman pun. Semoga kepergian para bintang seperti zlatan ibrahimovic dewasa ini bisa menjadi cambuk buat serie a melahirkan bintang bintang muda dunia, dan tentunya memperbaiki kompetisi mereka sendiri.

Selasa, 28 Agustus 2012

Sedekah

Sedekah itu seperti buang air
Dilakukan untuk membersihkan diri
Setelah dilakukan tidak diingat ingat lagi

Minggu, 26 Agustus 2012

Hingga Ujung Waktu

Syair yang akan kulantunkan ketika aku sudah menikah nanti

Serapuh kelopak sang mawar
Yang disapu badai berselimutkan gontai
Saat aku menahan sendiri diterpa
Dan luka oleh senja

Semegah sang mawar di jaga
Matahari pagi bermahkotakan embun
Saat engkaub ada disini dan pekat pun berakhir sudah..

Akhirnya ku menemukanmu
Saat ku bergelut dengan waktu
Beruntungnya ku menemukanku
Jangan pernah berhenti memilikiku hingga ujung waktu

Setenang hamparan samudera dan tuan burung camar
takkan henti bernyanyi

Saat aku berkhayal denganmu
Dan janjipun terukir sudah
Jika kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memiliku 
hingga ujung waktu


Jika kau menjadi istriku nanti
Fahami aku saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memiliku 
hingga ujung waktu

Ah.. lagu sheila on 7 memang selalu penuh makna

Eyang Putri Adalah Guruku



Oleh: Pandu Yuhsina Adaba

Nenek saya, Samsikin AD, penulis buku “Memoar Tentang November” dan “Di Tepi Takdir”. Dialah salah satu motivator saya dalam berbagai hal. Seorang mantan kepala sekolah yang kini sehari-hari menghabiskan masa  pensiunnya dengan menulis, berkebun, dan berdakwah. Tapi saya sedang tidak ingin bercerita mengenai aktivitas dakwah maupun berkebun nenek saya. Saya akan bercerita mengenai masa di mana nenek saya menjadi guru, dan bagaimana beliau mengharmoniskan pikiran serta tindakan.
      Nenek saya mulanya adalah seorang guru di desa Sidorejo, sebuah kecamatan di pedalaman Wonogiri, Jawa Tengah. Sebuah lokasi yang jauh dari tempat beliau berasal, karena nenek saya itu asli Srandakan, Bantul. Kata “Guru” bagi nenek saya berarti “digugu lan ditiru”, sanepan bahasa jawa yang artinya perkataanya dituruti, tindakannya diikuti. Itulah mengapa nenek saya berpikiran bahwa seorang guru haruslah berusaha menjadi contoh yang baik bagi muridnya, berusaha mengajar dengan bahasa yang dipahami muridnya, serta siap untuk mendidik dimanapun-kapanpun.
     Panggilan “Bu Guru” dari masyarakat sekitar adalah amanah. Artinya orang-orang yang memanggil memberikan kepercayaan untuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka. Tak jarang diluar jam kerja, murid-murid berdatangan untuk menanyakan sesuatu terkait pelajaran, atau bahkan tentang kehudupan sehari-hari. Itu bukanlah beban bagi nenek saya. Menurut beliau, guru tidak hanya ada di ruang kelas namun juga di kehidupan bermasyarakat.
    Satu hal yang membuat saya penasaran dari beliau adalah: sepertia apa pandangannya terhadap pendidikan di masa “sertifikasi guru” ini? Nah pada suatu kesempatan, saya sempat menanyakan hal ini kepada beliau. Menurutnya, sekarang proses pendidikan sudah berkembang apalagi dengan didukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Hanya saja, spirit “digugu lan ditiru” di kalangan guru malah surut. Banyak guru sekarang mengajar dilandasi motivasi material dalam artian sebatas mencari nafkah.  Tidak sepenuhnya salah karena manusia memang diwajibkan mencari nafkah, namun tentunya tidak dengan melupakan esensi dari sebutan “guru” itu sendiri. Dalam predikat guru melekat kewajiban mendidik. Dan pendidikan adalah hal yang krusial bagi maju-mundurnya suatu masyarakat. Untuk itu, seorang guru haruslah mengajar dengan spirit “mencerdaskan kehidupan bangsa”, bukan sekedar memenuhi tuntutan mencari nafkah belaka.
      Seperti itulah pendapat sederhana dari nenek saya yang telah lebih dari 40 tahun menggeluti dunia pendidikan dari jaman Bung Karno hingga bergulirnya Reformasi. Mungkin sederhana atau bahkan dianggap utopis. Namun bagi saya seorang guru haruslah berpikiran seperti itu agar bisa mencetak generasi-generasi cerdas bagi bangsa ini.

LEBARAN


aku menulis ini dalam perasaan hampa
ah, sesaknya dada ini, semua terasa kosong
hiruk pikuk yang selalu kurindukan itu kembali berakhir
suara mungil yang berlari lari, tangisan manja
candaan cerdas , obrolan segar, serta hentakan dari para tetua itu , yang memarahi kami

kebersamaan itu baru saja lewat
kebersamaan yang kurindukan, dan mungkin juga kau rindukan?
memang benar kawan, lebaran bersama keluarga besar adalah nikmat hidup yang tak tergantikan,
tak tergantikan oleh apapun

setelah 11 dari 12 kepingan waktu setahun, kami akhirnyaberkumpul
setelah lelah berjalan bergontai menafkahi hidup, menuntut ilmu, bekerja keras di bulan yang lain,
ramadhan pun tiba
dan ketika bulan penuh ampunan ini usai bergulir, tibalah momen idulfitri itu.
Ya,  kami lebih suka menyebutnya lebaran.

Lebaran rutin kami adakan di rumah nenek kami, eyang UTI kamuI, ibu samsikin abu dal diri.
Setiap tahun.
Setiap tahun.
Rumah yang layaknya surga itu ada di bantul, salah satu daerah di jogja tentunya.
Gubuk ini dekat dengan masjid dan makam suami nenek kami - yang notabene adalah kakek kami semua, eyang kakung abu daldiri.

Rumah ini tidaklah mewah.
Hanya sebuah "gubuk" kecil yang terasnya dihiasi beberapa untaian pot pot berisi bunga yang indah.
Namun entah mengapa, rumah ini terasa begitu istimewa.
Rumah yang ketika kita memasukinya, hilanglah segala gundah di hati,
permasalahan dunia, hilang semua.



Kalau harus kutuliskan semua tentang keluargaku disini, mungkin tak begitu nyaman. pasti sangatlah panjang.
aku hanya ingin bercerita sedikit tentang 2 generasi saja dari silsilah keluarga besarku ini.

Eyangku memiliki 5 anak.
Pertama, dimulai dari anak pertama dari eyangku,yaitu Sri Purwaningsih. Biasa dipanggil "Bude ning". Ibu yang sangat melankolis ini adalah ibu dari kemala gautami hidayah (mbak nika), luqman hidayatullah(bung luqman) dan saya sendiri.Ibuku yang asli yogya (tentunya) dan bapakku yang asli aceh berdomisi di Kota kecil Tegal.
  Kedua, anak kedua. Yaitu Ari Darmastuti. biasa dipanggil "bude, bulek Ari". Bulekku yang sekarang sudah s3 di bidang sospol ini menikah dengan lelaki batak bernama om sahat. Mereka berdomisili di lampung. Dikaruniai 4 anak yaitu Sari indah ,Dwi Arida Harja (Rida),Chairul Tri, dan
Yuni kurnia. Dik Sari sudah menikah dan punya 3 orang anak. Karena memiliki papa yang sangat sanguinis, kurasa ini keluarga yang paling ramai dari ke 5 bersaudara.
Selanjutnya adalah Om manto. Saya lupa nama panjangnya ahaha.Lelaki yang cukup santai dan plegmatis ini menikah dengan bulek nining dan dikaruniai 3 anak. Pandu yuhsina, Annisa..(dik nisa) dan salma. keluarga yang paling medok karena tinggal di wonosari haha. sayang, keluarga ini sering tidak full kalau lebaran di jogja, karena harus 'sowan' juga ke keluarga bulek nining di cilacap. yang paling saya rindukan adalah kehadiran dik pandu yang mantan gitaris band itu haha.Dia salah satu inspirasi saya.
keempat, adalah Fitri haryani, biasa dipanggil bulek pipit.Kembali, wanita yang melankolis. Menikah dengan lelaki tegal, adhitya syaefuddin , yang biasa kupanggil om asep. mereka berdomisili di kemantran, kabupaten tegal. Punya anak bernama nafis.Keluarga yang paling dekat dengan tempat tinggalku.
Yang paling muda, Siti Nurul Qomariyah. Biasa dipanggil bulek nurul. beliau adalah seorang dokter.
menikah dengan om yoga dan berdomisili di jakarta. meskipun paling muda, bulekku ini berbadan paling bongsor dari yang lain. tingginya pun tak jauh beda dari tinggi badanku. punya anak bernama mufid, yang kenakalannya selalu aku rindukan.

begitulah silsilah singkat keluarga kami.
         setiap lebaran, mulai h-3 atau h-2, setiap keluarga dari segala penjuru akan menuju ke desa pleret,bantul untuk berkumpul bersama, melepas rindu dengan eyang Uti dan semua anggota keluarga lain.
Biasanya hari awal lebaran diisi dengan menyempatkan beribadah puasa di hari-hari terakhir, tentunya diisi
dengan acara buka puasa bersama. lalu hari puasa terakhir ditutup dengan malam takbiran.
Dulu ketika aku masih kecil, kami hampir sekeluarga pergi keluar menyaksikan parade takbir keliling di jogja. Ratusan lampion, alat musik, tarian tarian dan dendangan khas islami menyemarakkan malam itu. Pulangnya kami bermain kembang api bersama. oh kembang api yang kurindukan itu.
Esoknya, tentu diisi dengan sholat ied di lapangan wonokromo ,dilanjutkan dengan ziarah makam kakung. Dan acara yang paling ditunggu2 adalah SUNGKEMAN!! HAHA.
Kenapa? karena setelah sungkeman alias bermaaf-maafan, kami
para anak anak dan pemuda pemudi yang masih belum bekerja tentunya akan diberi amplop-amplop yang biasa kami sebut THR (Tunjangan hari raya), haha kayak buruh aja ya.
Hari hari selanjutnya tentu diisi dengan bersilaturahim ke sanak saudara dan jalan-jalan.
       Kalau masalah jalan-jalan sih kami tak terlalu "mewajibkan"nya. Tapi, yang paling wajib adalah acara ke gramedia. Entah mengapa, darimana asalnya, ritual ini selalu kami lakukan tiap tahun. Uang THR tadi pasti kami belanjakan untuk buku-buku kesukaan. Hmm, mungkin terdengar aneh. Jika hanya sekedar beli buku di toko buku sih kapan saja dimana saja bisa. Tapi kalau belinya waktu lebaran bareng keluarga, entah mengapa ada
kenikmatan sendiri.

yaa begitulah ritual tahunan kami. Dan dari sekian banyak ritual, ritual yang paling tidak aku suka adalah waktunya berpisah. Yak, biasanya h-3 h-4 atau h-5 lebaran kami pamit untuk pulang ke tujuan masing-masing. Mungkin dari sekian banyak lelaki di keluarga besar kami, akulah yang paling semelankolis ini, sesedih ini. Kadang aku berfikir, mengapa selalu ada perpisahan.Fananya duniu ini.

Tapi, beriring dengan usia, aku makin mengerti bahwa hidup harus terus berjalan. Kita hidup di dunia ini toh hanya numpang lewat, numpang mengedipkan mata. Hartaku, waktuku, keluargaku dan semuanya toh hanya anugerah titipan dari sang khalik.Dari tiada menjadi ada, lalu menjadi tiada lagi. Begitu pula kebersamaan ini. Generasi lintas generasi, aku dan saudara-saudaraku pun beranjak dewasa. Dik Sari sudah punya anak 3. Dik Pandu sudah kerja. Mbak nika sudah jadi dokter, tentunya sebentar lagi nikah. begitupun aku, mau tak mau akan merubah kehidupanku kelak.Yaa, entah. Ketika generasiku, generasi ke 3 sudah berkeluarga semua seperti dik Sari, apakah acara kumpul kumpul tiap tahun ini tetap ada? Entah. Wallahualam.

Aku hanya bisa berdoa "Ya rabb kumpulkanlah kami bersama

kelak di surga"

AH.. Aku selalu lihat foto foto lebaran ketika aku rindu

mereka.








Rabu, 01 Agustus 2012

19

Tidak ada hiruk pikuk kemeriahan. Tidak ada hadiah-hadiah dan pemberian khusus dari orang-orang terkasih. Mungkin karena saya anak manja dan bungsu, saya belum terbiasa dengan keadaan seperti ini. Semua terasa biasa saja. Mungkin ini masa peralihan hidup menuju tahap yang lebih dewasa.
Ya... baru saja berlalu kemarin. Ulang tahun. Sebenarnya saya kuragn suka disebut ulang tahun, karena apa sih yang diulang? Toh masa lalu itu ibarat kaca spion. Sesekali kita harus melihatnya untuk pelajaran hidup, untuk merasakan kenangan-kenangan indah. Namun melihatnya terus menerus akan membuat kita tertabrak, membuat kita tidak progresif dalam menjalani hidup.
Hmm.. hakekatnya usia tidaklah bertambah, melainkan terus berkurang.. hanya bilangannya saja yang bertambah. Hal yang biasa disebut "Ulang tahun" ini seharusnya dijadikan momentum perenungan diri. Karena bertambahnya bilangan usia itu pasti, namun kedewasaan itu pilihan.
Dan saya berdoa dalam diri semoga sisa hidup ini kian bermakna dan bermanfaat. Aamiin.

Doa yang selalu saya baca ketika shalat
"allahumma robbannas adzhibilba' sa isyfi antasysyafi la syifauka syifa' an la yughodiru saqoma"
Ya Allah tuhan segenap manusia, hilangkanlah sakit dan sembuhkan-lah, Engkaulah yang maha menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali oleh kesembuhanmu, kesembuhan yang tiada meninggalkan penyakit.

Semoga segala penyakit-penyakit hati serta keburukan yang ada dalam diri kita akan hilang dan terus berganti dengan kebaikan

Selasa, 10 Juli 2012

Tentang pengmas - Ageng

PROLOG
Ya, sebelumnya saya perkenalkan sesuatu yang bernama pengmas. Pengmas -singkatan Pengabdian Masyarakat - merupakan salah satu kementrian/bidang di dalam organisasi internal kampus kami,BEM. Nah, saya akan memperkenalkan anggota-anggota pengmas (yang termasuk saya) masa jabatan 2011/2012 hahai.

1. AGENG


Nama lengkapnya ageng bella dinata. Anak asli cilacap ini dulunya kuliah di teknik kimia UNS. Kalo sekilas anda liat dari kacamata hitam yang ditempelin lakban, mas mas ini mirip banget sama vokalis sheila on 7. Alisnya tebal, tampan medium, posturnya kurus 170an, bergaya santai, persis tokoh homo yang di film-film. Eh tapi jangan salah, beliau punya karakter yang inspiratif. Jika kebanyakan orang jika ditimpa suatu masalah atau musibah pasti menggerutu, panik, emosi atau lari dari masalah, bung ageng ini bukan salah satu diantaranya. Tiap kali ada masalah, dia hampir selalu berkata : "Sante joon. Kalem joon"
Memang, kalau harus ditanya "siapa orang paling tenang dan santai sedunia?", pasti langsung kujawab si ageng.

Just to know, Ageng adalah perintis salah satu UKM semu bernama HMS --Himpunan Mahasiswa Santai-- yang mana berfilosofi "belajar adalah refreshing setelah lelah bermain" hahaha. kabarnya ada juga UKM tandingan bernama BOKEP --Belajar nOnton dan KEPo. xD

Nilai filosofis yang bisa saya ambil dari si tampan ini adalah ..kata "santai" merupakan kata yang artinya tergantung siapa yang menginterpretasikan. Santai dapat kita pakai ketika mendapat sesuatu yang berat. Bersikap Santai, tenang ketika mendapat suatu masalah, Santai, tenang ketika mendapat suatu tantangan dan amanah, serta mengagendakan hari-hari santai di tengah2 kesibukan. Ya,itulah esensi hidup.

Duta sheila on 7 ?


Selasa, 26 Juni 2012

Robot mutakhir

Budi adalah seorang profesor penemu ulung, dia berhasil menciptakan robot yang dapat mendeteksi kebohongan, dia membuat robot itu sedemikian rupa sehingga ketika mendengarkan kebohongan, sang robot akan langsung menampar si pembohong itu.

Budi dengan bangga membawa robot itu ke ruang keluarga dan menunggu anaknya pulang, tapi anaknya tak kunjung pulang, ditunggu-tunggu baru sore hari sang anak pulang.

"Kamu dari mana ? kok pulangnya telat," tanya si Budi.
"Ada pelajaran tambahan yah," jawab sang anak.

'PLAK' Sang robot menampar si anak.
"Nak, ini adalah robot ciptaan ayah, dia akan menampar siapapun yang berbohong..! sekarang katakan dengan jujur, kenapa pulangnya telat??," jelas sang ayah.
"Maaf ayah.. aku habis menonton film di rumah teman," jawab sang anak.

"Film apa?," tanya Budi kembali
"Film Sinetron yah,"
'PLAK!'

"Ayo katakan dengan jujur film apa ??"
"Maaf Ayah... saya menonton film porno"

Mendengar itu marahlah si Budi, "Kamu itu yach ... kecil-kecil uda nakal, mau jadi apa kamu nanti besar? kurang ajar kamu yach ... bikin malu ajah ... perbuatan yang benar-benar memalukan..!!! ayah waktu seumuran kamu gak pernah melakukan hal senakal kamu...!"

'PLAK!' Budi ditampar sang robot
Suasana hening untuk beberapa saat. Istri Budi kemudian masuk datang dan langsung berkata... "Huh, sama aja kelakuannya, apel gak akan jatuh jauh dari pohonnya kan? ya gimanapun juga dia anak elo, jadi..."
'PLAK'

Sang robot menampar istri Budi sebelum sang istri sempat menyelesaikan kata-katanya.. dan semua terdiam!.
...

Kisah tentang partus

Once upon a time...
.Disaat ketika seorang perempuan sedang dalam proses melahirkan yang dibantu oleh dokter kandungan. Tiba-tiba ia berhenti mengejang dan memanggil dokternya, "Dokter, tolong ya nanti ceritakan warna dari setiap bagian tubuh anak saya."

“Lho kenapa?” tanya dokter dengan heran.
“Mmmhh, saya sebenarnya aktris porno dan anak ini saya dapatkan ketika main dalam blue film. Saya tidak tahu persis siapa ayahnya,” kata perempuan tersebut. Dokter mengangguk mengerti.

Akhirnya ketika kepala si bayi keluar, dokter berkata, “Nah, kepala bayi sudah mulai muncul. Warna rambutnya pirang. 

Apakah di film itu ada aktor bulenya?”
“Ada Dok, makasih.”

“Wah, kulit mukanya agak pucat dan matanya sipit. Apakah ada aktor Cinanya juga?”
“Ada Dok, ada.."

“Sekarang keluar dada dan kedua tangannya. Kok warnanya hitam. Ada aktor negronya, ya?”
“Iya, ada…”

“Nah, sekarang kakinya. Warnanya coklat sawo matang. Ada orang Indonesianya rupanya.”
“Oh ya betul....”
......
Setelah seluruh tubuh bayi keluar, dokter memukul pantatnya dan keluarlah suara tangisnya, 

“Ooeeeee…”
"ahh...Terimakasih, Tuhan. Aku kira tadi ia akan menggonggong,” desah si ibu baru.




EDUCATION ISN'T FOR LIFE. EDUCATION IS LIFE ITSELF - 1

Menurut biologi, seorang pelaut yang kehausan karena kehabisan logistik dan mencoba utk minum air laut, akan semakin kehausan karena air garam membuatnya dehidrasi.

Begitulah dunia. Dunia mirip dengan air lautan yang ketika kita dahaga, meminumnya justru menimbulkan dahaga yang lain.

Ya Allah, lindungilah kami dari keserakahan. .
Serta berikanlah kami rezeki yang tak sekedar banyak, tapi lapang dan melapangkan. Melapangkan hati kami dari segala perasaan ketidakcukupan

#Organizator diary - LKMM WIL3 - 4th Days (Pulang)

Hari ke 4, lebih santai dari biasanya. Acara yang dimulai dengn olahraga pagi lalu dilanjut sekolah kastrat. hanya ada 3 materi di hari ini. waktu-waktu luang diisi dengan sharing makanan khas kota masing-masing hahai. Kami serasa mulai merasakan hari itu kami benar benar sepasang suami istri, eh sebentuk keluarga maksudnya haha.








Pada malam harinya, situasi menajadi panas ketika diadakan aplikasi dari sekolah kastrat pada pagi harinya, dimana diadakannya sesi debat yang menggunakan 2 kubu. Kubu 1 pro dan kubu 2 kontra. Kubu 1 diisi oleh master kastrat dari UNLAM, mas reza. kubu 2 diisi oleh cecunguk kastrat dari UNSOED, mas luthfi. perdebatan berlangsung alot dan saling lempar opini. mas luthdi yang memang ternyata disiapkan untuk memprovokasi anak anak lain, sukses membuat panas suasana. hohoho.Setelah lelah berdebat tentunya diakhiri dengan konklusi dan saling memaafkan , berdamai kembali haha.

Tapi, yang paling berkesan dari malam itu bukanlah sesi debat yang memakan banyak energi dan pikiran itu. Yang dirasa masih sangat menempel di sistem memori kami adalah ketika salah satu delegasi harus pamit pulang terlebih dahulu, yaitu kami UNSOED. Institusi yang tak bisa ikut acara sampai akhir pun juga ikut.
Karena merasa ingin mempersembahkan sesuatu yang berkesan, saya mencetuskan ide untuk tampil di muka panggung dengan menampilkan musikalisasi puisi serta diakhiri dengan lagu yang dapat membuat kita meneteskan airmata sekaligus tersenyum senang. Maka saya memutuskan memlih lagu sheila on 7 "kita".
Dan dimulailah pertunjukkan ....

... Suasana dimulai ketika lampu diredupkan dan Ozi Rina reza, vivi dkk membacakan untaian kata-kata nan lebay yang ternyata baru aku ketahui itu teks perpisahan magang PSDMO. Aku dan kawan kawan yang tak membaca hanya berlenggak lenggok dengan gesture menyesuaikan isi puisi. Lalu ketika puisi diakhiri, kami mengucap bersama sama "we will always love you forever !!!!"
Semua bertepuk tangan meriah... 
Dan dimulailah lagu klasik itu

"Disaat kita bersama..diwaktu kita tertawa menangis merenung oleh cinta .."

Kami menari bersama, bernyanyi sambil membuat lingkaran dan kereta-keretaan, berfoto bersama seakan tak bertemu lagi.. haha Saya menangis saat itu

Lebih lucu lagi, teman kami, sebut saja MAWAR. Eh sebentar, karena dia cowok, sebut saja HARIS. Haris ini dikenal sebagai lelaki flamboyan yang pintar memikat hati wanita. Nah pada malam itu Haris membuat suatu pengakuan haha.
"Sebenernya saya ini ... Cinta kalian semua " xD


Haris membuat suatu pengakuan


Ketika travel kami akan berangkat, mobil travel dipenuhi hampir semua delegasi, mereka menyalami kami, menyambut kepergian kami . aakh kami akan kangen sekali sama kalian. 
Di bis , dalam hati aku bernyanyi


"Dan kau bisikkan kataaa cintaa.. telah kau percikkan rasa sayang "

Mirip Raditya dika ga?




Mereka orang orang luarbiasa

Temen sekamar I - Rudi UNS

Teman sekamar II - Bagus UNDIP

Teman sekamar III - Luthfi UNS

#Organizator diary - LKMM WIL3 - 3rd Days


Hari ke 3, lebih melelahkan dari hari sebelumnya. Materi hari 2 yang sampai bablas jam 1 pagi, membuat para peserta termasuk saya amatlah lelah. Bangun jam setengah 4 pagi menjadi sesuatu yang amat berat, seberat mata ini membuka kelopaknya. Dan setelah bangun, sesuai dugaanku amal yaumi jadi sangat ngaret. Tadarus dan tausiyah bersama di hari pertama yang full menjadi hanya segelintir delegasi saja. Yaa, semoga para panitia memahaminya. Mungkin mereka lelah dan ingin menjaga kondisi fisik. Salah satunya teman satu kamarku dari UMS, Rudi, yang baru saja tiba di jogja pukul 12.00. hebatnya, dia tetap ikut amal yaumi.
                Seperti hari sebelumnya yang penuh materi, hari ketiga ini menjadi terlihat kembali meninabobokkan. Apalagi saat agenda progress report dari masing-masing institusi. Kami benar-benar tertidur. Tak ada daya lagi walau hanya sekedar membuka kelopak mata. Untungnya, mas faidh, sekbid psdm wilayah 3 langsung tampil di muka dan mengutarakan kekecewaan beliau dengan ketidakkooperatifnya kami. Mas faidh ingin kami memahami benar esensi dari progress report ini. Kami seharusnya memang menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari institusi lain. Terimakasih sebanyak-banyaknya patut kita ucapkan pada beliau yang sudah mengingatkan.

             Acara semakin melelahkan ketika waktu sudah menginjak pukul 11 malam lebih dan materi belum selesai. Sang dokter yang berlaku sebagai pembicara menawarkan beberapa opsi untuk melanjutkan materi, menonton film atau langsung istirahat. Melalui proses negosiasi yang tidak jelas, maka kami akhirnya terpaksa menonton film dengan keadaan >40% peserta tertidur. Di tengah-tengah adegan, akhirnya mas faidh memotong film tersebut dan menyuruh kami untuk mengcopy saja film itu dan bisa pulang lebih awal. Namun, entah mengapa tiba-tiba timbul permasalahan antara peserta dan panitia. Kami jadi merasa tak enak ketika dicermahai oleh mas imam. Kami merasa bersalah pada panitia dan  kakak-kakak senior.
                Tapi suasana kosong tadi tiba-tiba berubah mencair ketika kami berencana mengajak semua panitia yang masih berjaga serta para pengurus harian ismki untuk menonton bareng sebuah video. Dan ternyata... video itu khusus untuk seseorang di hari spesalnya. Yap, mas Faidh tidak menyangka bahwa ini adalah hari ulang tahunnya. Selesai menonton video yang berisi ucapan-ucapan itu, kami bernyanyi lagu selamat ulang tahun bersama-sama. mas faidh pun tak kuasa menahan airmata bahagianya. Menurutnya, kita sudah layaknya keluarga. Di akhir, mas faidh memimpin kami berdoa untuk segala kebaikan yang menyeluruh dan terus terjaga.
Hhuuuff...betapa melelahkan sekaligus mengasyikkannya  hari ketiga.


Mas faidh. Mentor saya, kakak saya dan inspirasi saya sampai saat ini

#Organizator diary - LKMM WIL3 - 2nd Days


Hari ke 2, senin 28 Mei 2012. Entah mengapa, acara LKMM ISMKI Wil 3 ini terasa sangat lama kurasakan. Acara seperti telah kami alami berhari hari bahkan beminggu-berminggu. Entah memang acaranya yang padat, aku yang merasa sibuk, atau memang duduk mendengarkan banyak materi membuatku sedikit lelah. Ya entahlah haha.
            Materi hari ke 2 jujur lebih banyak dan jelas membuat kami lelah. Eh tepatnya bukan lelah, tapi mengantuk. Bagaimana tidak mengantuk, dalam sehari mungkin kami hanya bisa tidur 2-3 jam. Maka tak heran selama materi berlangsung hadir korban-korban tertidur di ruangan akibat rasa kantuk yang membuncah.

Korban korban berjatuhan. eh itu sebelah kiri jaket kuning si Rudi

            Tapi, sebenarnya hari ini juga salah satu hari terasyik. Memang, materi 1-3 di pagi sampai siang hari yang cukup berat membuatku capek karena lebih banyak duduk. kebosanan saya sedikit terbukti dengan banyaknya ice breaking dan coffea break. Lebih asik lagi, materi 4-6 di sore harinya berisikan games sampai pukul 12 malam. Dan saya juga amat terkagum dengan niat yang tinggi serta keaktifan dari masing-masing institusi. Mereka benar-benar orang-orang luar biasa.
            Yang membuat saya makin berkesan adalah delegasi yang pada hari pertama belum datang, hadir juga. Mereka adalah Luthfi dari UNS dan Rudi dari UMS. Alhamdulillah mereka datang. Jika tidak, saya akan sendirian di kamar 209 karena benar-benar tak ada delegasi selain saya, semenjak Bagus dari UNDIP harus pulang sementara karena urusan akademis. Teman-teman ini sepertinya orang-orang luarbiasa yang patut diapresiasi. Diluar kelakuan-kelakuannya yang koplak dan bercandaan homo-homoan mereka, komopetensi anak anak ini luar biasa. Di tengah kelelahan melanda, mereka masih sempat belajar untuk ujian anatomi yang tebalnya se bantal.
Tapi, karena tak ikut pada hari pertama, ada beberapa hal yang harus saya inisiasikan pada mereka. Tak apalah. Hoho, Rudi,Luthfi, Bagus. Besar harapan saya agar bersama orang-orang ini kelak, ISMKI makin maju dan bermanfaat lebih besar lagi.

Pas sesi debat, sok serius hoho. Ckckck kayaknya ada yg lebih autis di pojok sana


#Organizator diary - LKMM WIL3 - 1st Days

Buat introduksi aja, saya pengen cerita sedikit tentang ISMKI . Jajan apakah ini? ISMKI adalah singkatan dari Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, sebuah organisasi yang mewadahi seluruh mahasiswa kedokteran di seluruh penjuru tanah air.
Sebenarnya ane sih bukan pengurus ISMKI, cukup anggota saja hahai. Tapi ketika ada sebuah event wilayah di jogja bernama LKMM Wilayah 3, tepatnya di UMY, saya diutus oleh Bem jurusan untuk berangkat sebagai delegasi. Entah mengapa dari sekian banyak org harus saya, memang yang milih lg mabuk kali haha.

Cerita sedikit ah, mule hari pertama mau dateng ampe pulang


Semenjak ditunjuk menjadi salah satu dari delegasi Unsoed untuk acara LKMM ISMKI Wilayah 3, hati saya berdebar menanti sembari mempersiapkan segala sesuatu untuk hari pemberangkatan, yaitu hari ini, Minggu, tanggal 27 Mei 2012.
Flashback sebentar. Setelah memantapkan hati untuk mengiyakan ajakan dari para senior untuk mengikuti LKMM, saya diberi sedikit ujian oleh tuhan. Entah mengapa, beberapa hari sebelum pemberangkatan, saya terkena suatu penyakit yang mengharuskan saya untuk melakukan check up termasuk pemeriksaan lab yang cukup memakan biaya. Uang ratusan ribu yang telah saya kumpulkan untuk bermacam hal, terpaksa ludes dalam waktu tak lebih dari 3 hari untuk pemeriksaan-pemeriksaan tadi. Karena saya tipe orang yang tak mudah mengeluhkan masalah ke orangtua, saya memutuskan untuk menghandle keluhan kesehatan saya ini sendiri terlebih dahulu tanpa mereka harus tahu.
Oke, itu ujian pertama. Ujian yang kedua adalah saya galau memutuskan untuk berangkat atau tidak dengan kondisi seperti tadi. Jujur gejala-gejala penyakitku membuatku tak semobile dan sesegar biasanya. Jelas kondisi badan pun tak boleh terlalu lelah supaya imunitas tetap tarjaga. Dengan segenap sisa kekuatan (haha lebay ) saya memutuskan untuk ikut. Sabtu malam saya packing, nonton intermilan vs timnas indonesia dan langsung istirahat. Sebab  minggu pagi saya harus dalam keadaan fit.
Minggu pagi pukul 8.15. Teman-teman delegasi unsoed sudah berkumpul di salah satu kosan teman dengan peralatan dan atribut lengkap. Namun, salah satu anggota berulang kali dihubungi tak menyahut. Bis efisiensi dijadwalkan berangkat pukul 8.30 dan ini sudah hampir pukul 8.35. yang kami khawatirkan adalah bahwa bus ini terkenal dengan on time-nya mereka. Kadang kita telat 2 menit saja langsung ditinggal. Boma, anggota kami yang telat itu ternyata baru bangun dan bersiap-siap kilat.  Mengingat karakter manajeman si bus yang seperti itu, kami langsung berinisiatif menjemput boma di kosnya menggunakan taxi.
Dan kekhawatiran kami terbukti, bis sudah berangkat dan kami menunggu untuk bus selanjutnya pukul 9.00. yaah, ujian ketiga deh.
                Eh, ngomong-ngomong, dibuat singkat aja ya. Maklum nih udah malem, capek belon tidur haha. Yaa begitulah perjuangan kecil kami untuk mengawali LKMM ISMKI Wil 3 ini. Selama perjalanan, kami melepas penat dengan saling bertukar candaan-candaan koplak. Waktu 3 jam lebih tak terasa dan kami sampai UMY. Begitu sampai lokasi, kami disambut oleh pihak UMY dengan sangat hangat, dipersilahkan untuk memasuki kamar inap masing-masing di university residence UMY. Memang benar, di awal acara ini, saya berfikir “benar-benar tak rugi saya harus dispen ninggalin kuliah”. Saya satu kamar dengan Bagus, delegasi unsoed yang sangat ramah. Saya bertemu dengan banyak orang-orang yang sangat hebat dalam bersosialisasi. Hmm, semoga kesan pertama yang menyenangkan di hari pertama ini dapat memicu semangat kami yang membara di acara ini. Hidup mahasiswa !




Sabtu, 02 Juni 2012

Jatuh cinta itu biasa saja

Jika jatuh cinta itu buta, kita akan tersesat. .
Menerawang di dalam gelap. Buta..

Lalu hati kita buta. Hati kita buta..


#Cinta itu tidak buta. Biasa saja

LIBUR? UJIAN GAN UJIAN



TULUS - SEWINDU


                         Entah kenapa lagi suka lagu ini. Mungkin karena dia juga suka menyanyikannya :)


#Aku yakin beberapa bulan setelah ini, lagu ini akan meledak

25 April - 25 Mei ( PART 2 - Selesai )


Sempet-sempetnya foto ginian




Siswa-siswa jenius itu

        Awalnya aku merasa sangat inferior di bimbel itu. Bagaimana anak-anak depok sangat jauh berbeda dengan anak Tegal dalam hal persaingan. Di dalam kelas, mereka sangat cekatan dan berani untuk bertanya hal-hal yang mereka belum paham kepada tutor. Dan ketika aku mengobrol dengan mereka, kebanyakan dari mereka mengatakan keinginannya untuk sekolah di jurusan dan universitas favorit. Ada yang ingin masuk kedokteran UI, ada yang ingin masuk UGM, dan itu semua mereka katakan dengan percaya diri. Menurut sepemahamanku, inilah yang jadi pembeda orang-orang di kota besar dan di kota kecil ataupun pedalaman. Bukan masalah kesanggupan dari segi finansial, tapi adalah kepercayaan diri yang mengalahkan segala ketakutan dalam diri. Orang-orang kota ini punya visi, punya kemauan dalam memandang cita-cita mereka.

         Masih sangat jelas di ingatanku tentang anak-anak luarbiasa di kelas itu. Yang pertama adalah si OKE, anak bangka belitung dengan perawakan gempal, selalu tersenyum dan sangat santun. Masih kuingat saat tryout pertama, dia telat dan tampak seperti orang linglung, dengan wajahnya yang amat lugu. Pertamanya sih aku suudzon, anak macam apa ini, pasti intelektualnya dibawahku! Hahaha. Pikiran jahatku terus merasuki otakku. Namun setelah beberapa hari ikut bimbingan, aku menyadari dia bukan siswa sembarangan. Ia adalah peraih medali entah itu perak apa emas di olimpiade sains tingkat nasional dengan mapel fisika.Saat belajar bareng anak-anak tegal, dia sangat menonjol terutama di pelajaran fisika. Analisisnya luarbiasa. Nilainya di pretest selalu sempurna tanpa cacat. Saat aku lihat hasil-hasil tryoutnya pun, selalu melampaui passing grade prodi yang dipilihnya. Dan yang membuat aku shock, saat itu dia memilih FK UI sebagai pilihan pertama. Ya allah, ternyata orang lugu yang selama ini saya hina-hina di dalam hati punya kemampuan luarbiasa.

         Siswa selanjutnya yang sangat kuingat adalah Mas Hafid. Kenapa anak-anak di kelas memanggilnya mas, yak, karena usianya berbeda sekitar 2 tahun dari usia anak normal kelas 3 sma. Ia pun sudah berkuliah di UI, jurusan teknik (teknik apa aku lupa. Politeknik kali). Ketika ditanya “kenapa ikut snmptn lagi mas? Kan udah kuliah di UI gitu” jawabnya ringan “bosan, jenuh”. Muke gile, ane dapet kuliah negeri aja udah syukur banget, nah ini dengan ringannya bilang bosen kuliah di UI. Ia mengincar ITB jurusan apa aku lupa, intinya jurusan favorit di ITB. Lebih gila dari OKE, mas hafid sering masuk 20 besar peringkat NF se nasional. Kemampuan mat-fis nya outstanding buatku. Seringkali dia menemukan kesalahan-kesalahan dari tutor yang sangat pintar sekalipun. Kelemahannya hanya satu, bagiku ia terlalu introvert dan jarang bicara. Kalau dia mau proactive dan punya jiwa koleris yang tinggi, bukan tidak mungkin di masa depan ia akan melampaui orang-orang jenius seperti B.J Habibie. Hmm, dengan kemampuan seperti ini, tak berlebihan ia mengincar ITB sebagai tempat kuliah selanjutnya.
Dari orang ini aku belajar 2 hal. Pertama, jangan pernah sombong karena diatas langit masih ada langit. Kedua, tentang realistis. Bahwa realistis itu bukan membatasi mimpi, tetapi sinkronisasi antara harapan dan daya upaya.

Diatas langit masih ada langit


UANG PANGKAL

          Ternyata belajar di “negeri orang” bukan hanya masalah akademik dan penyesuaian gaya belajar. Semua ini tentang budaya yang berbeda. Ya, aku merasakan depok dan tegal berbeda dalam banyak hal. Aku merasa orang-orang depok lebih tinggi dari orang tegal dilihat dari segi kecuekan. Ditanya sangat cuek, jutek kadang-kadang. Soal keramaian jalanan pun, jauh dari kata lengang. Sangat stress rasanya melihat kendaraan-kendaraan bermotor –yang tak sabaran- menaiki trotoar. Apa-apaan mereka ini, ini kan hak pejalan kaki, pikirku. Polusi udara yang jauh lebih tinggi lah, harga makanan yang cukup mahal lah. Hmm.. rasanya aku ingin bercerita tentang hal-hal yang menyebalkan pada awalnya itu.

          Hal yang menyebalkan pertama kuingat adalah masalah kos. Masih ingat di bayanganku bagaimana kesalnya aku dan Yudi ketika itu. Aku sekamar dengan Yudi. Waktu itu untuk pertama kalinya kami bermalam sebagai anak kos.Malam pertama kalinya menginap jauh dari orangtua. Dan tiba-tiba ada yang menggedor kos kami. “kreek”, kubuka pintu. Dan muncullah lelaki berambut cepak, kurus dan mirip dengan artis bang bokir bertengger di depan pintu. Dan benar saja, itu bapak kos kami. Ia ternyata bermaksud menagih sejumlah uang beserta fotokopi kartu pelajar sebagai bentuk legalisasi kami sebagai penghuni kos. Ia menyebut uang itu adalah “uang pangkal”.

          Aku awalnya agak ragu dengan uang pangkal itu. Pertama, ragu kalau uang pangkal ini memang resmi ada atau diada-adakan. Yang kedua, yudi dan aku sebenarnya bingung arti “pangkal” itu awal atau akhir. Ujung pertama atau ujung terakhir. Hmm.. kami berfikir, sampai menganalogikan dengan pangkal paha dan banyak hal.

“weh, pangkal kue apa yak?” tanyaku pada yudi
“ujung nean oh”
“ujung berarti akhir oh, bisane nagihe pertama manjing?”
“mbuh kue” kata yudi

Masalahnya kalau uang pangkal ini adalah ujung pertama, bisa-bisa kami “dipalak” terus sampai pulang nanti. Ya sudahlah, kami bayar saja dengan perasaan sedikit dongkol. “sialan, bang bokir bang bokir”. Astaghfirullah, kami terus mengumpat. Tapi memang mirip sih.


NASI PANTAT

         Menghitung hari..detik demi detik.. ( eh kok malah jadi nyanyi sih)
          Dunia bisa berubah. Manusia memang bisa berubah. Begitu pula pola pikir dan kebiasaan manusia. Hari berganti hari, hal-hal yang awalnya menyebalkan itu lambat laun berubah menjadi biasa bagi kami, bahkan menyenangkan. Kehidupan kami di kosan yang sudah berumur satu minggu pun akhirnya menjadi sebuah rutinitas yang terasa mengasyikkan. Kami bangun dini hari untuk sholat shubuh di musholla dekat kosan, lalu belajar atau tidur kembali sampai waktu yang tepat untuk sarapan, sekitar jam 6. Kami biasa sarapan bubur ayam di depan basecamp sintesa ( perkumpulan anak-anak tegal) atau nasi uduk di samping kosan. Kalau jadwal les NF sore hari, kami biasa belajar bareng kakak kelas di basecamp. Kalau jadwal les pagi hari, kami belajar bareng kakak-kakak biasanya malam setelah maghrib. Kalau pulang les sampai malam, biasanya sepulang les kami beli nasi goreng di depan gang, hmm nikmatnya. Hari minggu biasa yudi dan aku jadikan refreshing dengan bersih-bersih kamar serta wc. Rutinitas yang berlangsung selama kami di depok tentunya selalu aku simpan di lobus frontalku sebagai kenangan terindah.
          
     Aha, udah ah sentimentilnya. Ntar malah nangis haru. Sebenernya ada hal unik yang ingin aku ceritakan disini, yaitu tentang kuliner dan orang tegal. Mungkin kalian bertanya-tanya, apa kaitannya orang tegal dan kuliner di depok? Haha. Yak, benar. WARTEG. Warteg ataupun warung tegalan memang sudah go international, eh go national maksudnya. Dimanampun kita berada, dari sabang sampai aceh, eh merauke, hampir selalu ada warterg. Termasuk di depok. Masakannya, bentuk warungnya, pedagangnya yg mayoritas asli tegal, semuanya tampak sama. Dan hal inilah yang sedikit mengurangi rasa homesickku akan kampung tegal.

Jalan-jalan di UI. Beruntungnya NF deket ni kampus


            Di depan gang, banyak sekali bertengger warteg. Harganya pun cukup terjangkau. Untuk info, di depok saat itu untuk makan kenyang+minum paling tidak sedia 15.000 rupiah. Tentu saja, nominal itu memberatkan kami yang memang warga pendatang. Tapi beda kasus kalo di warteg. Dengan 8-10 ribu rupiah, kita sudah kenyang plus minum.
Dan kali ini aku mengisahkan salah satu warteg yang paling “hot” di sekitar gangku. Ini awalnya adalah warung langganan aku dan yudi. Sebenarnya warung ini tak terlalu istimewa soal masakan. Ada 2 hal yang membuatnya tampak unik dimataku dan teman-teman. Pertama, adalah soal harga. Aku pernah shock saat itu ketika makan dengan nasi,sop,sayur,telor,tempe dan es teh hanya membayar 7000. Yudi saja pernah makan dengan nasi,ayam,sop,sayur dan es teh hanya membayar 9000. Lebih gila lagi, ada yang berujar pernah makan disitu dengan lauk ayam hanya 5000. Kami berfikir sebenarnya ini salah hitung atau bagaimana. Lebih ekstrim lagi ada yang berkelakar “ayamnya ayam tiren cuy”. Astaghfirullah, semoga itu hanya lelucon.

           Kedua, yang istimewa dari warung ini adalah penjualnya. Kalian pernah nonton “kungfu hustle” ? film yang dibintangi steven chow itu. Nah, kalau kalian ingat sahabat steven bertubuh gemuk yang sikapnya seperti patrick, seperti itulah penjual warteg ini. Namanya Yoga. Menurut aku, yudi dan beberapa anak, Yoga adalah orang yang sangat baik dan dermawan. Itu terlihat dari caranya memberi kebebasan kami dalam mengambil makanan ( benar-benar ala prasmanan) dan patokan harga makanan yang sangat murah. Namun entah mengapa beberapa orang menilai orang ini kelainan mental, jorok dan hal-hal lainnya. Aku kurang setuju. Tapi untuk hal yang kedua (yaitu jorok), aku sependapat. Pernah suatu ketika yudi makan di warung itu dan dibelakangi oleh Yoga yang menonton televisi. Yudi menjadi sedikit mual melihat celana yoga yang agak melorot dan pantatnya yang seperti buah duren yang masuk ke selokan itu teramat kelihatan. Teramat menjijikkan. Makan dengan setting seperti itu seperti sedang menyelam di kolam tinja. Beberapa hari setelah kejadian itu kami tak pernah makan di tempat itu lagi. Tapi, bagaimanapun, selama di depok, Yoga adalah pemasok gizi berhati terbaik yang pernah ada untuk kami.

GEMBES YANG MEMESONA

         Saya amat sangat setuju dengan ungkapan “wanita adalah perhiasan dunia”. Mengapa? Ya coba saja bayangkan di dunia ini tak ada wanita, amatlah gersang. Bagaikan langit tanpa awan. Bagai malam tanpa bulan, bagai tuyul tanpa duit. Tak akan ada Dian sastro, sandra dewi, raisa, zetira, yoga, dan banyak lagi. Memang, kita patut mensyukuri kehadiran wanita sebagai keindahan ciptaan tuhan. Haha.
Nah, dari beberapa hal yang kusuka dari kota besar dan membuatku cukup betah, salah satunya adalah cewek-ceweknya. Hahahahahahhaha. Kalau bicara cewek di kota besar memang tak akan ada habisnya. Nah kali ini aku bakal menceritakan sedikit cerita tentang wanita. Hahahaha.

        Kembali flashback. Hari itu adalah hari pertama bimbel di NF. Seperti pada umumnya, hari pertama adalah orientasi tentang bagaimana bimbingan ke depan, serta perkenalan baik tutor maupun siswa. Setelah sedikit memerhatikan, aku menyadari bahwa mayoritas siswa disini berasal dari jabodetabek. Apalagi cewek-ceweknya. Ya wajar sih, kan ini depok. Aku berasal dari kota kecil, jadi keberadaan cewek cantik lumayan langka. Mencari cewek cantik cukuplah susah. Ibarat mencari kunci soal snmptn di pantat Yoga. Ya kalo cari di selokan paling dapat 1 lah. Bicara cewek-cewek jabodetabek, memang kecantikannya lumayan juga. Saat perkenalan siswa dengan cara diabsen itu, mataku langsung memerhatikan satu per satu.
“afiqa panduwinata” !  nama yang indah itu dipanggil. Pertama aku berfikir, ah paling mukenya kaya triplek di gudangku, rata. Setelah aku mencoba menoleh, udara di sekitar kelas menjadi berhembus kencang. Waktu berhenti beberapa saat. “JRENG JRENG JRENG !!!” Suara detak jantungku tenggelam ditengah background sound musik-musik sinetron ketika adegan melongo dan tulisan bersambung. Ketika pandanganku mulai sejajar dengan afiqa, background musik berubah menjadi lagu Dilema-nya cherrybelle ( eh pas itu belum ada cherrybelle ding). Musiknya berubah jadi “bukan cinta biasa”nya Afgan. Hatiku berdebar.
          Dan astaga dragon, wajah afiqa memang cantik. Kalo wanita diibaratkan sepakbola, afiqa ini ibarat cristiano ronaldonya wanita. Kalau diibaratkan fisika, afiqa ini ibarat albert einstein. Dan kalau diibaratkan warteg, afiqa ini ibarat majikannya Yoga. Wajahnya sangat mirip wanita-wanita Iran. Berkerudung, mukanya kearan-araban. Hidungnya panjang seperti pensil staedler, matanya belo’ seperti bola basket, dan tubuhnya sekitar 165cm. Jangkung dan langsing untuk ukuran wanita. Memang, entah mengapa orientasi otak saya lebih menyukai dua jenis etnis. 1 adalah oriental, kedua yang ke persia-persia an.
Merasa tertarik tingkat dewa, akupun mulai kehilangan sebagian besar konsentrasi. Tiap kali diterangkan fisika oleh tutor, bukannya memikirkan luas lingkaran = pi r kuadrat, tetapi pikiranku mengatakan luas hatiku = hanya muat untuk afiqa. Selama beberapa hari, pelajaran di kelas ibarat hanyalah angin lalu. Masuk kelas, niat utamanya adalah ketemu afiqa.
            Dan malam itu, kejadian istimewa terjadi. Seperti biasa, setelah les berakhir, aku, yudi dan beberapa anak lainnya masih berada di kelas untuk berdiskusi berbagai macam hal sebentar. Nah, saat itu aku menemukan sebuah wadah air di atas meja, di bangku deretan cewek. Aku pun bertanya pada beberapa anak, “eh punya sape nih?” dan ada salah satu cewek yang menimpali “kayaknya punya afiqa. Tadi dia kayaknya barusan keluar, samperin aja”.
Hatiku pun bergetar, “HAH? SAMPERIN?” ..ini tidak mungkin. Aku yang grogi dalam hati langsung bernyanyi “geregetan”nya Sherina. Awalnya aku ingin sholat istikharah dulu buat memutuskan buat nyamperin dia. Tapi berhubung kelamaan dan keburu Yoga pinter, aku langsung melesat bagai roket. Kelasku di lantai 2 dan aku bergegas turun melalui tangga kecil menuju ke bawah. Dan benar saja, hembusan angin kembali mengirimku ke telenovela singkat.
Aku menemukan afiqa. Ia sepertinya bergegas akan pulang. Dengan hati yang bergetar, aku langsung memanggil namanya sedikit keras.

“afiqaa a a....... . . “
Si Afiqa secara reflex menolehkan wajahnya ke arahku. Dan dengan cepat aku menghampirinya dengan gerakan slow motion, diiringi “antara aku kau dan dia” nya Kangen Band.
“ya ? “ alisnya yang seperti pagar kecamatan itu sedikit menaik. Mungkin karena heran kok ada gembel malam-malam gini lari-lari.
“gawat fiq, ada hal penting yang ingin aku sampaikan!!”
“apa ya? “
“hehe..”
“apaan ya?” dia mulai mual.
“hehe ..hehe“ (diulang 99x)
“ga kok, Cuma mau ngembaliin ini. Gembesmu kan? Tadi ketinggalan di kelas”
“eeeh.. iya. Lupa tadi. Makasih ya” dia menmbakkan senyum termanis di depok.

         Sangat datar. Tapi kejadian malam itu cukup membuatku keramas di malam hari, ga ding. Hal itu cukup menyadarkanku kalau pesona wanita itu luarbiasa. Berjuta-juta bahkan bermilyar wanita cantik pasti pernah dan akan terus dilahirkan di dunia ini. Jika terus mengikuti hawa nafsu, saya tak akan pernah maju memikirkan wanita-wanita cantik. Saya belajar untuk tidak mendewakan hawa nafsu lagi dan fokus pada hal-hal positif yang akan kita raih. Mimpi yang akan kita capai. Ah, besok saya harus fokus dengan penjelasan tutor di kelas. Tak akan ada lagi besar volume bola=tak sebesar kecantikan afiqa. Saya akan lebih fokus.

HARI HARI PENENTUAN   
       
         “Kuyakin kita akan bahagia ..tanpa harus selalu bersama”
         Aku terus mendendangkan lagu itu ketika sadar akan berpisah dengan depok. Pertemuan akan selalu sepaket dengan perpisahan. Singkat cerita, bimbingan itu pun berakhir dan aku akhirnya harus meninggalkan semua kenangan di kota depok. Aku hanya bisa berharap perjuanganku selama hampir sebulan disini tak sia-sia. Mental bertanding asal depok akan kubawa untuk bertempur di medan perang nanti. Aku memilih untuk menunjuk Purwokerto sebagai medan pertempuran, disebabkan aku memilih ugm dan unsoed yang notabene berada di wilayah 2.
        Lalu, akhirnya aku selesai mengikuti tes snmptn di purwokerto. Pengumuman lolos atau tidaknya masih lama, sekitar akhir Juni. Dan sekedar berbagi pengalaman, selama bulan mei ke juni menanti pengumuman lolos atau tidak, aku mencoba peruntungan di sekolah-sekolah swasta. Awalnya aku kurang setuju. Namun karena desakan orangtua yang khawatir aku tidak lolos ujian perguruan tinggi negeri, mendorongku untuk ikut tes tes di sekolah swasta sebagai cadangan.
       Apa mau dikata, dari beberapa tes yang aku jalani, tak ada satupun yang tembus. Aku ditolak di berbagai universitas itu. Ingin rasanya protes kepada mereka mengapa berkali-kali aku ditolak. Aku sudah merasa sangat maksimal dalam belajar dan sangat mudah saat mengerjakan tes. Tapi ya sudahlah, aku terima semua kegagalan itu dan sampailah aku di akhir Juni. Tuhan berkata lain.
Saat itu aku dirumah beserta ibu bapakku. Waktu pengumuman tinggal menunggu jam, bahkan hitungan menit. Ibuku setia menunggu di depan komputer menanti pengumuman. Dan aku sama sekali tak berani memandang layar komputer. Aku merasa tak mungkin lolos. Bayangkan saja, di sekolah swasta saja aku berkali-kali ditolak, apalagi di perguruan tinggi negeri yang persaingannya luarbiasa. Namun , tuhan berkata lain. Waktu menunjukkan saatnya melihat hasil pengumaman. Dan secara ajaib aku diterima di unsoed. Secara refleks aku sujud mensyukuri kenikmatan luarbiasa itu.
Aku ikut gembira mendengar kabar beberapa temanku yang turut berhasil. Alfin sudah beberapa waktu lalu tembus Fak.Hukum UI lewat snmptn undangan. Adit juga menyusul sahabat karibnya, alfin di UI dengan fakultas yang sama.  ( Pengen deh dihukum ama kamu :P ). Yudi pun tembus teknik informatika Undip. Si Oke dengan luar biasa tembus kedokteran UI. Yoga seperti biasa menembus celana dengan pantatnya. Wah masih banyak lagi yang tak mungkin aku sebutkan satu satu disini ( sori yak, yang ga kusebutin jangan horny).
           Sejak saat itu aku mengerti tentang kegagalan dan kesuksesan. Segala keterbatasan janganlah jadi alasan. Jika anda berfikir anda tidak mampu secara finansial, berfikirlah banyak sekolah yang memberikan beasiswa. Jika anda berfikir anda tidak memiliki kemampuan layaknya orang cerdas, berusahalah dua kali lipat melebihi orang cerdas. Mario Teguh berujar “Lebih baik mengalami kegagalan daripada membayangkan kegagalan.” Berkaca dari itu saya memutuskan untuk berjuang sambil membayangkan kesuksesan. Dan kembali teringat pelajaran “realistis itu bukan membatasi mimpi, tetapi sinkronisasi antara harapan dan daya upaya”. Saya dan teman-teman mungkin telah berupaya keras. Tetapi lolosnya kami kali ini tak mungkin tanpa daya dan pertolongan dari tuhan. Alhamdulillah..



( Sori yak ni catetan agak panjang. Mantri sunat di dket rumah lagi liburan)



Now, Im unsoedian