Sabtu, 13 Juli 2013

Malaikat Kecil :)

Assalamualaikum :D

Wokeh, tibalah kita di bulan ramadhan ini. Bulan yang penuh limpahan kasih sayang dari tuhan semesta alam. Bulan yang paling istimewa dari yang paling istimewa, seperti arti nama saya hahai.
Yaah, bulan ini memang momentum dimana kita diuji dengan rasa lapar dan haus serta menahan hawa nafsu. Siapa yang berhasil menjalankannya dengan baik dan ikhlas, akan mendapatkan label "kemenangan", semacam bentuk keberhasilan dalam proses upgrading diri.
Tapi, memang untuk menjalankannya, tidak semudah membalik telapak tangan. Ada kalanya cobaan yang diberikan olehNYA kita rasakan cukup berat dan kadang kita merasa tidak sanggup menjalankannya, padahal mungkin sebenarnya kita amat sanggup.

Sedikit curhat saja, di bulan ini saya merasakan cobaan yang tidak saya alami tahun-tahun sebelumnya, haha. yaitu masalah yang cukup sensitif, yaitu masalah fina**nce (itu sensornya niat nggak sih). Bulan puasa, ekspektasinya adalah penghematan besar-besaran, tapi yaa entah kenapa justru banyak tagihan di waktu sekarang ini. yaa dengan kondisi keuangan yang cukup kritis dengan banyak pengeluaran tentu bagi mahasiswa yang belum berpenghasilan mandiri jelas sangat pusing, masa minta ort terus minta ortu terus, kan malu haha.
Hmm, dibalik semua kesulitan tadi (terutama finance), saya jadi teringat ajaran salah satu guru saya yang berkata
 "bersedekah itu, maupun memberi sebagian rizki kepada orang lain, baiknya dilakukan dikala sempit maupun lapang, dikala susah maupun senang, serta pemberian tersebut baiknya adalah hal/sesuatu terbaik yang bisa kita berikan. Maupun itu sesuatu yang sangat kita cintai".

Berat memang. Sungguh berat. Memberi dikala dirikita pun merasa kesulitan.
Tapi, entah kenapa saya jadi teringat tentang orang-orang yang hidupnya tidak seberuntung saya. Tidak memiliki orang tua, tinggal di sebuah penampungan, tidak berpendidikan sebaik saya, dan mungkin tidak mendapatkan kasih sayang yang sampai sekarang saya dapatkan dari orang-orang tercint saya. Ya, mereka adalah anak-anak yatim dan terlantar. Betapa beruntungnya saya masih diberi kesempatan untuk bernafas hingga saat ini dalam keadaan memiliki 2 orangtua yang masih sehat dan bisa memantau kehidupan saya dimana saya berada. Untuk mengingatkan diri saya dan teman-teman semua terutama di bulan ramadhan ini, saya dan grup nasyid saya (Mizan, like fanpagenya yaa di fb, "mizan nasyid" haha)  mengarang sebuah lagu yang menceritakan cita dan asa anak yatim, dan bagaimana kita seharusnya menyikapi keberadaaan mereka. Judulnya, Malaikat Kecil



Lihatlah mereka
Mungil kecil lugu polosnya
Tapi sayang mereka
Tak dapatkan cinta orangtua

Lihatlah jiwanya
Juga miliki cinta dan asa
Tapi sayang mereka
Tak dapatkan cinta dan merasa hampa

Malam yang dingin dan sepi
Rindukan belaian ibunda
Pagi yang hangat dan lembut
Rindukan nasihat ayahanda

Berikanlah Hak mereka
Sayangilah , ..Senyuman mereka
Jangan pernah sakiti mereka
Malaikat kecil di dunia
Kan bersama di surga


Yok, mari kita bareng-bareng belajar memberi kepada mereka yang membutuhkan, baik dikala lapang maupun sempit. Bagi yang sudah berkewajiban, jangan lupa berzakat. Mari sayangi dan lindungi anak yatim.



Selasa, 09 Juli 2013

Jagalah IP Jagalah IP

Jagalah IP
Jangan sampe remed
Jagalah IP
Kalo ga nanti SP
..
(Lagu barusan pake nadanya jagalah hati ya haha)

Ini dalam rangka apa sih saya nyanyi beginian? jadi..
Yak, yak yak. Ini udah bulan puasa dan saya masih berkutat dengan kegiatan kuliah di kampus.
Sekedar cerita, sebenarnya sesuai agenda kampus yang seharusnya, saya dan temen-temen hanya akan berangkat kuliah sekitar seminggu saat bulan puasa. Sisanya? Go home !! :D
Tapi, itu tidak berlaku buat saya dan beberapa teman lain. Kenapa? karena eh karena itu bisa memabukkan (apa sih). Karena sampai sekitar H-7 sampai H-3 lebaran, beberapa mahasiswa yang kurang beruntung akan mengikuti kegiatan semester pendek alias bahasa kasarnya ngulang kuliah yang lebih singkat , lebih murah dan motong liburan. Kalo saya bakal ikut SP blok HI (Hemmato-Immunologi).

Hmm.. Kalau menurut saya sih beraktivitas normal ketika puasa itu nggak masalah, ga mengganggu inadah puasa itu sendiri. Justru beberapa orang merasa berpuasa sambil beraktivitas akan membantu kita untuk killing time sehingga rasa lapar tidak terasa dan justru sebagai ladang berbuat kabaikan pula di bulan suci ini. Tapi, permasalahannya adalah, saya kehilangan banyak waktu untuk berpuasa dan berkumpul bareng keluarga. saya kehilangan 3 minggu waktu untuk berkumpul bareng ibu, bapak, mas luqman, dr.nika (mbak ku kan dah jadi dokter haha), om slamet, nafis, om asep, bulek pipit dan semua keluarga besar saya. Saya pun khawatir akan susah untuk cari transportasi untuk pulang di hari-hari terdekat lebaran. Tapi ya sudahlah, semua sudah terjadi dan patut disyukuri. Kali aja saya ntar jadi expert di bidang imunologi ahahai.

Sebenernya pengen cerita banyak, tetapi karna ga kepikiran juga (laper, ga ada ide ahai) maka saya akhiri cerita ga jelas ini. Intinya, pesan moral dari pengalaman SP ini adalah , jika ingin sesuatu yang manis di akhir, kita harus mau berusaha dan berkorban lebih.
Hmm.. oke dah. Wassalamualaikum .

(Nyanyi dulu ah)..
Jagalah IP kalo ga nanti SP..