Minggu, 26 Agustus 2012

LEBARAN


aku menulis ini dalam perasaan hampa
ah, sesaknya dada ini, semua terasa kosong
hiruk pikuk yang selalu kurindukan itu kembali berakhir
suara mungil yang berlari lari, tangisan manja
candaan cerdas , obrolan segar, serta hentakan dari para tetua itu , yang memarahi kami

kebersamaan itu baru saja lewat
kebersamaan yang kurindukan, dan mungkin juga kau rindukan?
memang benar kawan, lebaran bersama keluarga besar adalah nikmat hidup yang tak tergantikan,
tak tergantikan oleh apapun

setelah 11 dari 12 kepingan waktu setahun, kami akhirnyaberkumpul
setelah lelah berjalan bergontai menafkahi hidup, menuntut ilmu, bekerja keras di bulan yang lain,
ramadhan pun tiba
dan ketika bulan penuh ampunan ini usai bergulir, tibalah momen idulfitri itu.
Ya,  kami lebih suka menyebutnya lebaran.

Lebaran rutin kami adakan di rumah nenek kami, eyang UTI kamuI, ibu samsikin abu dal diri.
Setiap tahun.
Setiap tahun.
Rumah yang layaknya surga itu ada di bantul, salah satu daerah di jogja tentunya.
Gubuk ini dekat dengan masjid dan makam suami nenek kami - yang notabene adalah kakek kami semua, eyang kakung abu daldiri.

Rumah ini tidaklah mewah.
Hanya sebuah "gubuk" kecil yang terasnya dihiasi beberapa untaian pot pot berisi bunga yang indah.
Namun entah mengapa, rumah ini terasa begitu istimewa.
Rumah yang ketika kita memasukinya, hilanglah segala gundah di hati,
permasalahan dunia, hilang semua.



Kalau harus kutuliskan semua tentang keluargaku disini, mungkin tak begitu nyaman. pasti sangatlah panjang.
aku hanya ingin bercerita sedikit tentang 2 generasi saja dari silsilah keluarga besarku ini.

Eyangku memiliki 5 anak.
Pertama, dimulai dari anak pertama dari eyangku,yaitu Sri Purwaningsih. Biasa dipanggil "Bude ning". Ibu yang sangat melankolis ini adalah ibu dari kemala gautami hidayah (mbak nika), luqman hidayatullah(bung luqman) dan saya sendiri.Ibuku yang asli yogya (tentunya) dan bapakku yang asli aceh berdomisi di Kota kecil Tegal.
  Kedua, anak kedua. Yaitu Ari Darmastuti. biasa dipanggil "bude, bulek Ari". Bulekku yang sekarang sudah s3 di bidang sospol ini menikah dengan lelaki batak bernama om sahat. Mereka berdomisili di lampung. Dikaruniai 4 anak yaitu Sari indah ,Dwi Arida Harja (Rida),Chairul Tri, dan
Yuni kurnia. Dik Sari sudah menikah dan punya 3 orang anak. Karena memiliki papa yang sangat sanguinis, kurasa ini keluarga yang paling ramai dari ke 5 bersaudara.
Selanjutnya adalah Om manto. Saya lupa nama panjangnya ahaha.Lelaki yang cukup santai dan plegmatis ini menikah dengan bulek nining dan dikaruniai 3 anak. Pandu yuhsina, Annisa..(dik nisa) dan salma. keluarga yang paling medok karena tinggal di wonosari haha. sayang, keluarga ini sering tidak full kalau lebaran di jogja, karena harus 'sowan' juga ke keluarga bulek nining di cilacap. yang paling saya rindukan adalah kehadiran dik pandu yang mantan gitaris band itu haha.Dia salah satu inspirasi saya.
keempat, adalah Fitri haryani, biasa dipanggil bulek pipit.Kembali, wanita yang melankolis. Menikah dengan lelaki tegal, adhitya syaefuddin , yang biasa kupanggil om asep. mereka berdomisili di kemantran, kabupaten tegal. Punya anak bernama nafis.Keluarga yang paling dekat dengan tempat tinggalku.
Yang paling muda, Siti Nurul Qomariyah. Biasa dipanggil bulek nurul. beliau adalah seorang dokter.
menikah dengan om yoga dan berdomisili di jakarta. meskipun paling muda, bulekku ini berbadan paling bongsor dari yang lain. tingginya pun tak jauh beda dari tinggi badanku. punya anak bernama mufid, yang kenakalannya selalu aku rindukan.

begitulah silsilah singkat keluarga kami.
         setiap lebaran, mulai h-3 atau h-2, setiap keluarga dari segala penjuru akan menuju ke desa pleret,bantul untuk berkumpul bersama, melepas rindu dengan eyang Uti dan semua anggota keluarga lain.
Biasanya hari awal lebaran diisi dengan menyempatkan beribadah puasa di hari-hari terakhir, tentunya diisi
dengan acara buka puasa bersama. lalu hari puasa terakhir ditutup dengan malam takbiran.
Dulu ketika aku masih kecil, kami hampir sekeluarga pergi keluar menyaksikan parade takbir keliling di jogja. Ratusan lampion, alat musik, tarian tarian dan dendangan khas islami menyemarakkan malam itu. Pulangnya kami bermain kembang api bersama. oh kembang api yang kurindukan itu.
Esoknya, tentu diisi dengan sholat ied di lapangan wonokromo ,dilanjutkan dengan ziarah makam kakung. Dan acara yang paling ditunggu2 adalah SUNGKEMAN!! HAHA.
Kenapa? karena setelah sungkeman alias bermaaf-maafan, kami
para anak anak dan pemuda pemudi yang masih belum bekerja tentunya akan diberi amplop-amplop yang biasa kami sebut THR (Tunjangan hari raya), haha kayak buruh aja ya.
Hari hari selanjutnya tentu diisi dengan bersilaturahim ke sanak saudara dan jalan-jalan.
       Kalau masalah jalan-jalan sih kami tak terlalu "mewajibkan"nya. Tapi, yang paling wajib adalah acara ke gramedia. Entah mengapa, darimana asalnya, ritual ini selalu kami lakukan tiap tahun. Uang THR tadi pasti kami belanjakan untuk buku-buku kesukaan. Hmm, mungkin terdengar aneh. Jika hanya sekedar beli buku di toko buku sih kapan saja dimana saja bisa. Tapi kalau belinya waktu lebaran bareng keluarga, entah mengapa ada
kenikmatan sendiri.

yaa begitulah ritual tahunan kami. Dan dari sekian banyak ritual, ritual yang paling tidak aku suka adalah waktunya berpisah. Yak, biasanya h-3 h-4 atau h-5 lebaran kami pamit untuk pulang ke tujuan masing-masing. Mungkin dari sekian banyak lelaki di keluarga besar kami, akulah yang paling semelankolis ini, sesedih ini. Kadang aku berfikir, mengapa selalu ada perpisahan.Fananya duniu ini.

Tapi, beriring dengan usia, aku makin mengerti bahwa hidup harus terus berjalan. Kita hidup di dunia ini toh hanya numpang lewat, numpang mengedipkan mata. Hartaku, waktuku, keluargaku dan semuanya toh hanya anugerah titipan dari sang khalik.Dari tiada menjadi ada, lalu menjadi tiada lagi. Begitu pula kebersamaan ini. Generasi lintas generasi, aku dan saudara-saudaraku pun beranjak dewasa. Dik Sari sudah punya anak 3. Dik Pandu sudah kerja. Mbak nika sudah jadi dokter, tentunya sebentar lagi nikah. begitupun aku, mau tak mau akan merubah kehidupanku kelak.Yaa, entah. Ketika generasiku, generasi ke 3 sudah berkeluarga semua seperti dik Sari, apakah acara kumpul kumpul tiap tahun ini tetap ada? Entah. Wallahualam.

Aku hanya bisa berdoa "Ya rabb kumpulkanlah kami bersama

kelak di surga"

AH.. Aku selalu lihat foto foto lebaran ketika aku rindu

mereka.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar